Pasar Motor Bekas Lesu, Ini Dia Trik Penjual Mokas
Gencarnya promosi yang dilakukan para produsen motor untuk menjual sebanyak-banyaknya produk mereka, ada pengaruhnya pada pasar motor bekas. Ini dirasakan sejak tahun lalu, secara rata-rata, penjualan motor bekas menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Nasrul, salah satu pemilik show room motor bekas (mokas) di bilangan Rawa Belong, Palmerah, Jakarta Barat mengaku sudah dua tahun ini barang jualannya tidak cepat berputar, dibandingkan dengan 3 tahun lalu, kondisinya menurun drastis.
"Sekarang ini sulit jual motor bekas, barang banyak mengendap di show room. Konsumen lebih tertarik beli motor baru, karena selain proses kredit mudah juga banyak promo yang membuat uang muka semakin rendah," kata lelaki asli Betawi ini.
Saat ini, show room Nasrul yang rata-rata memajang 15-20 motor second hanya mampu menjual 4-5 unit saja perbulan, turun setengahnya dari tiga tahun kebelakang.
Menurut lelaki tinggi kurus ini, ia mencari cara agar bisnisnya bisa tetap berjalan yaitu dengan cara mencari stok motor-motor yang usianya diatas 5 tahun, saat ini Nasrul enggan menyediakan motor-motor dengan tahun lebih muda.
"Sasaran saya sekarang adalah konsumen dengan dana terbatas dan mencari motor murah tanpa harus kredit, ini lumayan mendongkrak penjualan, sebulan saya bisa jual 7-9 unit," tuturnya.
Namun tantangannya bermain di segmen ini tentu lebih besar, karena Nasrul harus jeli mencari barang dengan harga rendah namun memiliki kerusakan yang minim, karena motor dengan usia lebih dari 5 tahun tentunya akan memiliki lebih banyak kendala.
Siasat lainnya yaitu dengan menjajakan barang jualannya di situs-situs jual beli online, dari sini Nasrul mendapat beberapa konsumen, bahkan dari luar kota.
"Selain kendala dari mesin, yang paling sering didapat yaitu kondisi surat-surat kendaraan yang mati atau telat pajaknya. Tinggal pintar-pintarnya kita pasang harga, memang sulit mendapatkan untung besar, bagi saya yang penting roda bisnis terus berputar," tandasnya. (federaloil.co.id)